Neptune, do you remember Mika’s film?Sebuah
film fiktif dalam negri yang diadopsi langsung dari novel karya anak bangsa.
Ceritanya berawal saat seorang gadis belia, Indi yang mengidap Scoliosis atau
pembengkokan tulang belakang menyebabkan ia harus menggunakan besi penyangga
tubuh ( brace ) selama 23 jam setiap harinya. Saat sedang berlibur sebelum
memasuki bangku SMA, ia bertemu seorang pemuda yang berumuran lebih tua dari
padanya. Sebut saja Mika.Sosok
lelaki dewasa dengan perawakan tegas dan berani itu tidak lain ialah kakak
kelas sekaligus alumnus Indi di SMA. Mika dengan sikapnya yang periang dapat
membuat Indi percaya diri kembali dengan penyakit yang ia derita. Hari demi
hari Indi dilalui bersama Mika dengan penuh canda tawa sampai pada akhirnya
Mika berterus terang pada Indi bahwa ia mengidap AIDS. Orang tua serta
teman-teman Indi pun akhirnya mengetahui kondisi Mika tanpa mereka tau
bagaimana upaya Mika untuk membuat Indi tersenyum bahagia setiap harinya. Akhir
cerita Mika pun menghembuskan nafas terakhirnya didekat Indi, dan Indipun terbebas
dari brace yang selama bertahun-tahun ia pakai. Kira-kira seperti itulah
kisahnya, kalau pembaca masih bingung dengan yang aku ceritakan, kalian bisa review
ulang film MIKA dengan mengunduh file nya. Haha..
Scoliosis.
Mungkin kalian masih rada asing dengan istilah tersebut, tapi aku coba
menjelaskan sedikit tentang kutukan itu. Begini, scoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang
belakang. Ada 2 jenis penyebab skoliosis, yaitu Idiofatik atau yang tidak
diketahui penyebabnya, dan kelainan lain berupa down sydrome dan lainnya.
Skoliosis menyebabkan tulang belakang penderita melengkung membentuk huruf s,
atau huruf c. Ada beberapa tindakan yang mungkin bisa dilakukan untuk mengobati
scoliosis. Yang pertama, jika lengkungan sekitar 5-25 derajat maka dilakukan
observasi setiap 6 bulan sekali. Dianjurkan untuk terapi seperti gerakan ringan
dan berenang. Jika lengkungan 26-40 derajat, penderita diharuskan menggunakan
brace atau penyangga tubuh yang dipakai Indi difilm Mika. Lalu jika lengkungan
sudah mencapai lebih dari 40 derajat itu berarti tulang sudah melengkung parah,
harus dilakukan tindakan operasi. Karena melengkungnya tulang bisa menekan
paru-paru, jantung dan organ tubuh lainnya.Senam
ringan atau bahkan berenang, menurut medis tidak akan pernah berkurang
drajatnya. Terapi hanya mengurangi pertambahan derajat kemiringan saja. Sama
halnya dengan brace yang hanya menahan supaya tulang belakang tidak bertambah
bengkok. Satu-satunya cara untuk mengurangi derajat hanya dengan cara operasi.
Tapi itu sangat menyakitkan. Jadi kesimpulannya, scoliosis tidak dapat
disembuhkan dengan cara lain selain melakukan operasi.Terkadang
kalau terlalu letih, skolioser biasanya mengalami nyeri tulang belakang atau
dipinggul dan bisa saja dibagian leher. Aku sendiri sering merasakan nyeri pada
bagian-bagian tersebut. Bahkan aku pernah mengalami kesakitan yang amat sangat
saat habis membawa tas yang berisi banyak perlengkapan saat pergi kepuncak. Dan
taraaaa... aku tidak kuat menahan sakit pada kutukan itu, lalu keeskan harinya
aku pingsan.Jadi
bagaimana menurut pendapat kalian? Simpel memang, hanya pembengkokan tulang
belakang. Tapi efeknya sangat menyakitkan bagi scolioser.
Aku sengaja
mendatangi dokter disalah satu rumah sakit dibilangan Bekasi, karena memang aku
menerima banyak keganjalan dari rasa sakit dibagian pundakku yang kerap sering
timbul tiba-tiba. Dokter menyarankan aku untuk rontgen, aku pun menurutinya.
Setelah hasil rontgen jadi, aku pun melihat dengan kasat mata bahwa tulang punggungku
membengkok ke kanan kira-kira 15 derajat. Masih dibilang scoliosis tahapan
ringan, dokter menyarankan agar aku duduk dengan posisi tubuh yang lurus dan
bagus. Dokterpun memberiku dua jenis obat, obat yang diminum hanya saat
punggung terasa nyeri dan vitamin tulang. Tetapi hingga sekarang tak ku minum
bahkan ku sentuh obat tersebut. Nanti akan hilang sendiri nyerinya, fikirku.
Dokter juga bilang, kalau nantinya keluhanku semakin parah, harus dilakukan
konsultasi pada dokter ortopedi dan kalau lengkungannya semakin miring aku
terpaksa memakai brace seperti Indi. Siapa yang betah kalau selama 23 jam harus
memakai brace seperti robot, ingin gerak kesana kemari pun tidak bebas.Selama
lebih dari 6bulan aku mengalami dampak
kutukan itu seperti sesak nafas dan berdebar-debar akibat penyempitan rongga
rusuk, terlalu cepat letih walau hanya sebentar beraktivitas, rasa pegal
dibagian punggung pinggang dan leher, dan lebih mudah sakit kepala. Sekarang
aku mencoba bersahabat dengan scoliosis dan mencoba menjadi scolioser. Semoga
saja lengkungan ini tidak makin parah yang mengakibatkan aku harus memakai
brace. Untung saja lengkungan ini belum terlalu kelihatan dengan kasat mata
saat aku berdiri tegap, karena bisa saja lengkungan ini makin parah dan bahuku
bisa tinggi sebelah diruas kiri. Kalau itu semua sudah aku derita, orang awam
bisa saja mengejekku karena bahuku yang tinggi sebelah dan aneh.
Pernah tak
sengaja aku baca tulisan scolioser lain yang bilang bahwa hanya orang terpilih dan kuat yang dberi cobaan berat oleh Allah,
jadi bagi kalian scolioser, berbanggalah! Itu artinya kalian orang kuat yang
dipilih Allah. Sekarang kalian coba untuk lebih survive. Bagi kalian yang bukan
scolioser dan punya teman seorang scolioser, jangan deh coba-coba buat dibully.
Karena sudah banyak kasus scolioser dibully, terutama yang memakai brace karena
terlihat aneh seperti robot. Itu menyakitkan sekali :):)
Semoga
kalian selalu dalam kondisi sehat selalu ya, karena sakit itu mahal. Lebih baik
menghindar dari pada mengobati.