I'm a Scolioser

Rabu, 20 Mei 2015 0 komentar


Neptune, do you remember Mika’s film?Sebuah film fiktif dalam negri yang diadopsi langsung dari novel karya anak bangsa. Ceritanya berawal saat seorang gadis belia, Indi yang mengidap Scoliosis atau pembengkokan tulang belakang menyebabkan ia harus menggunakan besi penyangga tubuh ( brace ) selama 23 jam setiap harinya. Saat sedang berlibur sebelum memasuki bangku SMA, ia bertemu seorang pemuda yang berumuran lebih tua dari padanya. Sebut saja Mika.Sosok lelaki dewasa dengan perawakan tegas dan berani itu tidak lain ialah kakak kelas sekaligus alumnus Indi di SMA. Mika dengan sikapnya yang periang dapat membuat Indi percaya diri kembali dengan penyakit yang ia derita. Hari demi hari Indi dilalui bersama Mika dengan penuh canda tawa sampai pada akhirnya Mika berterus terang pada Indi bahwa ia mengidap AIDS. Orang tua serta teman-teman Indi pun akhirnya mengetahui kondisi Mika tanpa mereka tau bagaimana upaya Mika untuk membuat Indi tersenyum bahagia setiap harinya. Akhir cerita Mika pun menghembuskan nafas terakhirnya didekat Indi, dan Indipun terbebas dari brace yang selama bertahun-tahun ia pakai. Kira-kira seperti itulah kisahnya, kalau pembaca masih bingung dengan yang aku ceritakan, kalian bisa review ulang film MIKA dengan mengunduh file nya. Haha..

Scoliosis. Mungkin kalian masih rada asing dengan istilah tersebut, tapi aku coba menjelaskan sedikit tentang kutukan itu. Begini, scoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Ada 2 jenis penyebab skoliosis, yaitu Idiofatik atau yang tidak diketahui penyebabnya, dan kelainan lain berupa down sydrome dan lainnya. Skoliosis menyebabkan tulang belakang penderita melengkung membentuk huruf s, atau huruf c. Ada beberapa tindakan yang mungkin bisa dilakukan untuk mengobati scoliosis. Yang pertama, jika lengkungan sekitar 5-25 derajat maka dilakukan observasi setiap 6 bulan sekali. Dianjurkan untuk terapi seperti gerakan ringan dan berenang. Jika lengkungan 26-40 derajat, penderita diharuskan menggunakan brace atau penyangga tubuh yang dipakai Indi difilm Mika. Lalu jika lengkungan sudah mencapai lebih dari 40 derajat itu berarti tulang sudah melengkung parah, harus dilakukan tindakan operasi. Karena melengkungnya tulang bisa menekan paru-paru, jantung dan organ tubuh lainnya.Senam ringan atau bahkan berenang, menurut medis tidak akan pernah berkurang drajatnya. Terapi hanya mengurangi pertambahan derajat kemiringan saja. Sama halnya dengan brace yang hanya menahan supaya tulang belakang tidak bertambah bengkok. Satu-satunya cara untuk mengurangi derajat hanya dengan cara operasi. Tapi itu sangat menyakitkan. Jadi kesimpulannya, scoliosis tidak dapat disembuhkan dengan cara lain selain melakukan operasi.Terkadang kalau terlalu letih, skolioser biasanya mengalami nyeri tulang belakang atau dipinggul dan bisa saja dibagian leher. Aku sendiri sering merasakan nyeri pada bagian-bagian tersebut. Bahkan aku pernah mengalami kesakitan yang amat sangat saat habis membawa tas yang berisi banyak perlengkapan saat pergi kepuncak. Dan taraaaa... aku tidak kuat menahan sakit pada kutukan itu, lalu keeskan harinya aku pingsan.Jadi bagaimana menurut pendapat kalian? Simpel memang, hanya pembengkokan tulang belakang. Tapi efeknya sangat menyakitkan bagi scolioser. 

Aku sengaja mendatangi dokter disalah satu rumah sakit dibilangan Bekasi, karena memang aku menerima banyak keganjalan dari rasa sakit dibagian pundakku yang kerap sering timbul tiba-tiba. Dokter menyarankan aku untuk rontgen, aku pun menurutinya. Setelah hasil rontgen jadi, aku pun melihat dengan kasat mata bahwa tulang punggungku membengkok ke kanan kira-kira 15 derajat. Masih dibilang scoliosis tahapan ringan, dokter menyarankan agar aku duduk dengan posisi tubuh yang lurus dan bagus. Dokterpun memberiku dua jenis obat, obat yang diminum hanya saat punggung terasa nyeri dan vitamin tulang. Tetapi hingga sekarang tak ku minum bahkan ku sentuh obat tersebut. Nanti akan hilang sendiri nyerinya, fikirku. Dokter juga bilang, kalau nantinya keluhanku semakin parah, harus dilakukan konsultasi pada dokter ortopedi dan kalau lengkungannya semakin miring aku terpaksa memakai brace seperti Indi. Siapa yang betah kalau selama 23 jam harus memakai brace seperti robot, ingin gerak kesana kemari pun tidak bebas.Selama lebih dari 6  bulan aku mengalami dampak kutukan itu seperti sesak nafas dan berdebar-debar akibat penyempitan rongga rusuk, terlalu cepat letih walau hanya sebentar beraktivitas, rasa pegal dibagian punggung pinggang dan leher, dan lebih mudah sakit kepala. Sekarang aku mencoba bersahabat dengan scoliosis dan mencoba menjadi scolioser. Semoga saja lengkungan ini tidak makin parah yang mengakibatkan aku harus memakai brace. Untung saja lengkungan ini belum terlalu kelihatan dengan kasat mata saat aku berdiri tegap, karena bisa saja lengkungan ini makin parah dan bahuku bisa tinggi sebelah diruas kiri. Kalau itu semua sudah aku derita, orang awam bisa saja mengejekku karena bahuku yang tinggi sebelah dan aneh.

Pernah tak sengaja aku baca tulisan scolioser lain yang bilang bahwa hanya orang terpilih dan kuat yang dberi cobaan berat oleh Allah, jadi bagi kalian scolioser, berbanggalah! Itu artinya kalian orang kuat yang dipilih Allah. Sekarang kalian coba untuk lebih survive. Bagi kalian yang bukan scolioser dan punya teman seorang scolioser, jangan deh coba-coba buat dibully. Karena sudah banyak kasus scolioser dibully, terutama yang memakai brace karena terlihat aneh seperti robot. Itu menyakitkan sekali :):)

Semoga kalian selalu dalam kondisi sehat selalu ya, karena sakit itu mahal. Lebih baik menghindar dari pada mengobati.


 

©Copyright 2016 Dreamwalker~