Neptune, aku lupa menceritakan kehidupan ku ditempat kerja bersama teman-temanku yg tentunya senasip juga denganku.
Aku bekerja di MATAHARI Deprtemen Store di Mall Metropolitan, aku kerja sebagai SPG (Sales Promotion Girl) disalah satu brand disana, yaitu LOGO.
Pagi itu aku bersiap untuk screaning disana, aku yang diantar dengan mamahku langsung menuju MetMall pukul 8.00 WIB. Karna screaning dimulai pukul 10.00, aku dan mamah menunggu dipintu masuk mall sampai mall dibuka. Saat itu, aku tidak mengenal siapapun yg ada disana. Aku dengan percaya dirinya memasuki basement tempat screaning. Aku duduk di sebuah bangku, dan tanpa disengaja aku bertemu dengan seorang gadis yg mungkin berusia sama sepertiku bernama SINTA (juga). Speecless saat kami berdua memperkenalkan nama, tawa kami terbuka seketika kami menyebutkan nama bersamaan.
Selain Sinta, aku juga mempunyai teman screaning bernama EMI. Hanya saja aku dan Sinta memanggilnya OPUNG, kendati ia berdarah BATAK. Aku dan Opung pun memanggil Sinta MBAE, karna tak taunya Sinta berumur 3 tahun lebih tua dariku dan 2 tahun lebih tua dari Opung.
Neptune, aku bersyukur menemui teman seperti merreka kala itu. Mereka asik, gilaa, konslet dan hampir tidak mengenal malu seperti aku. Aku asik bercanda tawa dengan mereka, dan sampai akhirnya kami menemukan teman baru bernama FEBRI dan TAMI. Mereka berasal dari satu sekolah, tp mereka kurang asik. Tidak seheboh Sinta dan Opung.
Saat screaning selesai, kami berpisah. Hanya aku dan Opung yang tersisa, dan kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Asik memang berteman dengan Opung, hanya saja kami berbeda brand. Opung di DUST dan aku LOGO. Tp counter kami cukup berdekatan, sampai bisa melirik antara aku dengan Opung.
Aku baru menyadari, bahwa di LOGO hanya aku anak barunya. Aku buntu saat sampai counter siang itu. Aku tak tau harus apa? Karna jujur, ini pengalamanku kerja pertama kalinya. Jadi wajar saja kalo mungkin saat itu aku terlihat bodoh dan mungkin sedikit pemalu. Aku ditegur oleh seorang senior berpakaian merah, FARIDA. Ya, aku melihat nametag didada sebelah kirinya. Dia bilang aku harus menyapa setiap customer yg lalu lalang didepan counter kami. Aku fikir dia baik dan perhatian, tp mungkin tidak untuk beberapa minggu yg akan datang.
Senior disana ada banyak, sekitar 5 orang. Ada ka Putri, ka Santi, ka Hanny, ka Farida, dan ka Ros. Sedangkan teman-temanku dicounter da banyak sekali, sampai aku malas untuk menghitungnya. Ada ka Bolo, Devy, Ajeng, Lina, Ina, Erna, Ipeh, Sari, mba Elin. Mereka asik semuanya, baik pula.
Beberapa minggu setelah itu, couner kami membutuhkan 1 orang tenaga kerja lagi. Saat itu aku mengusulkan teman sekolahku yg bernama ODIS untuk kerja disana. Dan akhirnya dia pun ikut senasip dengan kami. Sebelum Odis masuk, terlebih dahulu ICUT yg masuk. Icut teman rumahnya Devy, dia mirip dengan Odis. Hanya saja muka Odis lebih panjang dan Icut memiliki tahi lalat didagunya. Entahlah, itu tahi lalat atau bahkan tompel?
Benar saja dugaanku, yg awalnya ku fikir kakak senior sangat baik dan ramah, nyatanya mereka seperti binatang buas yg haus akan darah manusia murni. Aku dibentaknya karena suatu hal, aku dimaki. Ingin saja ku jejali mulut pedasnya dengan segenggam cabai, agar lebih pedas fikirku. Pantas saja tidak ada yg betah berkerja disana, aku pun merasa demikian adanya setelah mengetahui betapa buasanya para kakak senior. Hanya saja aku berusaha menahan rasa kesalku, setidaknya beberapa minggu lagi sampai kontrakku benar-benar selesai.
Sore itu aku shift siang bersama ka Ros ka Santi dan Ka putri, juga para kerabatku Erna, Odis, Ina, Lina, mba Elin. Saat aku baru saja selesai istirahat dengan Odis, aku berdiri mematung didepan reining baju-baju. Ku dapati ka Santi sedang melayani customer wanita itu, aku melihat customer itu dari atas sampai bawah. Ku hafali wanita itu dari atas kepala sampai ujung kakinya. Antisipasi kalau-kalau ia membawa pergi barang jualan kami. Karna saat itu kamar pas di counter kami sedang ramai, jadi wanita itu menjajali baju dikamar pas samping counter LEVI'S.
Satu jam pun berlalu, aku tidak sadar kalau customer itu belum mengembalikan barang jualan kami saat ka Santi menanyakanku keberadaan kaos tadi. Aku disuruhnya mencari dimana customer itu menjajali bajunya, aku cari ke sampin counter LEVI'S tp aku tak mendapatkannya. Ka Santi menitipiku customer itu kendati ia ingin ke toilet sebentar. Tetapi wanita itu belum juga kembali memulangkan baarang jualan kami. Disuruhnya lagi aku memutar mengelilingi toko dari ujung ketemu ujung langsung kebawah dan naik lagi keatas dan tetap aku tak menemukan batang hidung wanita jalang itu.
Neptune, saat itu aku sangat kesal. Aku dipojokkan, seolah aku yg salah dan seolah itu adalah customer aku dan aku tidak bertanggung jawab.
Neptune, aku menangis. Saat aku kembali keatas, Ina memelukku. Aku menangis bukan karna takut tidak dapat mengganti barang itu, aku menangis karena kesal tidak dapat membalas perlakuan senior jalang itu.
Aku sabar setiap kali ia mencibirku. Ketika aku berbuka puasa dengan teman-temanku yg sama tertindasnya denganku, ka Santi bilang bahwa ia kecewa padaku karena tidak dapat menjaga customer. Aku kesal, aku bilang saja aku pun kecewa karna sebenarnya itu bukan customerku melainkan customer dia. Dengan berapi-api aku membantah setiap perkaataannya padaku. Aku benar-benar kesal dan marah, sampai ka Putri aku diami. Ka Putri termaksud baik padaku, tidak seperti yg lain. Aku menganggap ka Putri kakakku, sama seperti ia menganggapku. Dia sangat dekat dengan ka Santi, makanya aku mendiami dia karna kau kesal ia tidak membelaku.
Saat jam pulang kerja, ka Santi menegurku. Ia bilang kaosnya sudah ketemu, tp aku acuhkan saja perkataannya. Aku asik sendiri bercanda dengan kembaranku Erna. Ya, Erna memang mirip denganku, banyak yg beling begitu. Maka dari itu Erna menganggap aku ini kembarannya dia. Hahaha ada sedikit kesamaan meamng aku dengan Erna, maka jangan heran kalau kalian salah memanggil nama kami.
Disana, umur tidak dapat ditebak. Orang yg sudah menikah atau belum juga tidak dapat ditebak. Contohnya ka #sensor, ia adalah SPB matahari yg ku rasa umurnya masih 24 tahunan. Dia genit juga ganjen, seringkali ia menyuruh temannya untuk memintaiku nomer hendphone ku. Aku diam saja dan hanya tersenyum. Tampan memang, berkulit bersih dan putih. Tp siapa tau kalo ia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Dia sering memanggilku dan senyum tidak jelas saat aku menoleh ke arahnya, aku fikir dia sudah sinting atau bahkan ia tertarik oleh pesonaku hehe. Aku baru tau bahwa ia memang ganjen dan centil pada SPG baru, dan kakak-kakak seniorku bilang ia lelaki ***********. Hmm, yg artinya ia suka bergonta-ganti pasangan. Aku kaget mendengarnya, ka Santi bilang jangan kasih nomer hendphone ku padanya. Ka Santi bilang takutnya aku dimodusi dan bisa-bisa disampari oleh istrinya. Sebelum ia bilang juga aku tidak akan memberikan nomer hendphoneku.
Setelah aku tolak mentah-mentah, ka #sensor berubah jutek dan tidak pernah menegorku lagi. Mungkin ia kesal karna telah kehilangan mangsa belia seperti aku. Tidak hanya ka #sensor yg meminta nomer handphone padaku. Ada security muda yg juga meminta nomerku. Aku tidak tau siapa namanya, aku perkirakan umurnya hampir sama dengan ka #sensor. Bahkan security muda ini sering kali menegorku dan sering pula mencari perhatianku dengan mondar-mandir dihadapanku. Sungguh aneh manusia di sana.
Tidak hanya mereka berdua, ada salah seorang SPB Perbantuan yg juga meminta nomer handphoneku. Aku tidak tau dia siapa dan berasal dari brand mana. Dan sama seperti yg lain, tak ku berikan nomerku padanya #sensornama.
Disana teman-temanku memiliki orang yg dikaguminya masing-masing. Seperti Erna, ia menyukai SPB shoroom Wrangler yg berdarah batak sama dengannya. Menurutku ia cocok, hanya saja mereka sama-sama malu. Jozeus Marpaung namanya, Erna pernah cerita padaku kalau ka Jo mem-follow twitternya dan me-mentionnya dengan kata-kata yg membuatnya terbang melayang kelangit ke 16. Sinting.
Ada Ipeh yg menyukai SPB Cardinal. Lelaki itu bernama Alviano Irwansyah Putra, tetapi herannya Ipeh menjulukinya SAMSUL. Benar-benar sudah gila kakak Ipeh, nama bagus-bagus seenak jidatnya diganti dengan nama kampungan seperti itu. Ipeh mengaku kesal saat account twitternya tidak di followback oleh Alvi, malah si Alvi mem-followback aku. Kakak Ipeh suka salah tingkah kalau Alvi sedang berlalu dihadapannya.
Kakak Bolo yg menyukai lelaki yg sudah mempunyai istri, ka Rio namanya. Devy yg menyukai SPB Shoes yg bernama Imam. Icut yg menyukai petugas ISS bernama Oji. Ina yg tergila-gila dengan ka Aji yg menurutnya supercool. Ajeng yg diam-diam menyukai pria bernama ka Ferdi. Banyak cinta memang disana, sampai-sampai kalau salah satu diantara lelaki yg dia suka melintas didepan counter kami, wah mereka semua histeris memanggil nama lelaki itu. Sampai kakak senior memarahi mereka untuk diam. Ada-ada saja anak muda ini.
Aku disana dekat dengan Odis, mungkin karna kami sudah sering bersama saat masih sekoah dulu jadi terbawa sampai sekarang. Aku memanggil odis BABAU dan dia juga memanggilku demikian. Akan tetapi teman-temanku heran kenapa aku memanggilnya seperti itu. Dan temanku menanyakan hal bodoh padaku tentang bau mulut Odis. Aku mana tau dia mengapa seperti itu? Mungkin faktor behel yg dipakainya dan dia memakan makanan yg jorok makanya baunya seperti itu.
Hari itu aku terakhir bekerja disana, aku merasa senang juga sedih. Senang karna aku akan bebas dari penjara manusia dan sedih karna aku berpisah dan meninggalkan temanku yg lain. Kami sudah sangat klop, kalu ada masalah selalu cerita bersama. Pedih memang ingin berpisah dengan teman-temanku yg sama sintingnya dengaku ini. Jujur, aku baru merasakan punya teman lagi setelah aku ditinggal dengan teman-temanku dulu seasa SMA. Aku merasa punya tempat sandaran kedua selain pacarku. 2 hari aku menghabiskan waktu istirahatku dengan kembaranku Erna. Dia ingin sekali makan siang di kantin atas bersama denganku. Aku baru bisa mewujudkannya sekarang saat aku akan pergi meninggalkan mereka. Aku sayang kalian SPG #LOGOJEANS.
Beberapa minggu setelah itu, couner kami membutuhkan 1 orang tenaga kerja lagi. Saat itu aku mengusulkan teman sekolahku yg bernama ODIS untuk kerja disana. Dan akhirnya dia pun ikut senasip dengan kami. Sebelum Odis masuk, terlebih dahulu ICUT yg masuk. Icut teman rumahnya Devy, dia mirip dengan Odis. Hanya saja muka Odis lebih panjang dan Icut memiliki tahi lalat didagunya. Entahlah, itu tahi lalat atau bahkan tompel?
Benar saja dugaanku, yg awalnya ku fikir kakak senior sangat baik dan ramah, nyatanya mereka seperti binatang buas yg haus akan darah manusia murni. Aku dibentaknya karena suatu hal, aku dimaki. Ingin saja ku jejali mulut pedasnya dengan segenggam cabai, agar lebih pedas fikirku. Pantas saja tidak ada yg betah berkerja disana, aku pun merasa demikian adanya setelah mengetahui betapa buasanya para kakak senior. Hanya saja aku berusaha menahan rasa kesalku, setidaknya beberapa minggu lagi sampai kontrakku benar-benar selesai.
Sore itu aku shift siang bersama ka Ros ka Santi dan Ka putri, juga para kerabatku Erna, Odis, Ina, Lina, mba Elin. Saat aku baru saja selesai istirahat dengan Odis, aku berdiri mematung didepan reining baju-baju. Ku dapati ka Santi sedang melayani customer wanita itu, aku melihat customer itu dari atas sampai bawah. Ku hafali wanita itu dari atas kepala sampai ujung kakinya. Antisipasi kalau-kalau ia membawa pergi barang jualan kami. Karna saat itu kamar pas di counter kami sedang ramai, jadi wanita itu menjajali baju dikamar pas samping counter LEVI'S.
Satu jam pun berlalu, aku tidak sadar kalau customer itu belum mengembalikan barang jualan kami saat ka Santi menanyakanku keberadaan kaos tadi. Aku disuruhnya mencari dimana customer itu menjajali bajunya, aku cari ke sampin counter LEVI'S tp aku tak mendapatkannya. Ka Santi menitipiku customer itu kendati ia ingin ke toilet sebentar. Tetapi wanita itu belum juga kembali memulangkan baarang jualan kami. Disuruhnya lagi aku memutar mengelilingi toko dari ujung ketemu ujung langsung kebawah dan naik lagi keatas dan tetap aku tak menemukan batang hidung wanita jalang itu.
Neptune, saat itu aku sangat kesal. Aku dipojokkan, seolah aku yg salah dan seolah itu adalah customer aku dan aku tidak bertanggung jawab.
Neptune, aku menangis. Saat aku kembali keatas, Ina memelukku. Aku menangis bukan karna takut tidak dapat mengganti barang itu, aku menangis karena kesal tidak dapat membalas perlakuan senior jalang itu.
Aku sabar setiap kali ia mencibirku. Ketika aku berbuka puasa dengan teman-temanku yg sama tertindasnya denganku, ka Santi bilang bahwa ia kecewa padaku karena tidak dapat menjaga customer. Aku kesal, aku bilang saja aku pun kecewa karna sebenarnya itu bukan customerku melainkan customer dia. Dengan berapi-api aku membantah setiap perkaataannya padaku. Aku benar-benar kesal dan marah, sampai ka Putri aku diami. Ka Putri termaksud baik padaku, tidak seperti yg lain. Aku menganggap ka Putri kakakku, sama seperti ia menganggapku. Dia sangat dekat dengan ka Santi, makanya aku mendiami dia karna kau kesal ia tidak membelaku.
Saat jam pulang kerja, ka Santi menegurku. Ia bilang kaosnya sudah ketemu, tp aku acuhkan saja perkataannya. Aku asik sendiri bercanda dengan kembaranku Erna. Ya, Erna memang mirip denganku, banyak yg beling begitu. Maka dari itu Erna menganggap aku ini kembarannya dia. Hahaha ada sedikit kesamaan meamng aku dengan Erna, maka jangan heran kalau kalian salah memanggil nama kami.
Disana, umur tidak dapat ditebak. Orang yg sudah menikah atau belum juga tidak dapat ditebak. Contohnya ka #sensor, ia adalah SPB matahari yg ku rasa umurnya masih 24 tahunan. Dia genit juga ganjen, seringkali ia menyuruh temannya untuk memintaiku nomer hendphone ku. Aku diam saja dan hanya tersenyum. Tampan memang, berkulit bersih dan putih. Tp siapa tau kalo ia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Dia sering memanggilku dan senyum tidak jelas saat aku menoleh ke arahnya, aku fikir dia sudah sinting atau bahkan ia tertarik oleh pesonaku hehe. Aku baru tau bahwa ia memang ganjen dan centil pada SPG baru, dan kakak-kakak seniorku bilang ia lelaki ***********. Hmm, yg artinya ia suka bergonta-ganti pasangan. Aku kaget mendengarnya, ka Santi bilang jangan kasih nomer hendphone ku padanya. Ka Santi bilang takutnya aku dimodusi dan bisa-bisa disampari oleh istrinya. Sebelum ia bilang juga aku tidak akan memberikan nomer hendphoneku.
Setelah aku tolak mentah-mentah, ka #sensor berubah jutek dan tidak pernah menegorku lagi. Mungkin ia kesal karna telah kehilangan mangsa belia seperti aku. Tidak hanya ka #sensor yg meminta nomer handphone padaku. Ada security muda yg juga meminta nomerku. Aku tidak tau siapa namanya, aku perkirakan umurnya hampir sama dengan ka #sensor. Bahkan security muda ini sering kali menegorku dan sering pula mencari perhatianku dengan mondar-mandir dihadapanku. Sungguh aneh manusia di sana.
Tidak hanya mereka berdua, ada salah seorang SPB Perbantuan yg juga meminta nomer handphoneku. Aku tidak tau dia siapa dan berasal dari brand mana. Dan sama seperti yg lain, tak ku berikan nomerku padanya #sensornama.
Disana teman-temanku memiliki orang yg dikaguminya masing-masing. Seperti Erna, ia menyukai SPB shoroom Wrangler yg berdarah batak sama dengannya. Menurutku ia cocok, hanya saja mereka sama-sama malu. Jozeus Marpaung namanya, Erna pernah cerita padaku kalau ka Jo mem-follow twitternya dan me-mentionnya dengan kata-kata yg membuatnya terbang melayang kelangit ke 16. Sinting.
Ada Ipeh yg menyukai SPB Cardinal. Lelaki itu bernama Alviano Irwansyah Putra, tetapi herannya Ipeh menjulukinya SAMSUL. Benar-benar sudah gila kakak Ipeh, nama bagus-bagus seenak jidatnya diganti dengan nama kampungan seperti itu. Ipeh mengaku kesal saat account twitternya tidak di followback oleh Alvi, malah si Alvi mem-followback aku. Kakak Ipeh suka salah tingkah kalau Alvi sedang berlalu dihadapannya.
Kakak Bolo yg menyukai lelaki yg sudah mempunyai istri, ka Rio namanya. Devy yg menyukai SPB Shoes yg bernama Imam. Icut yg menyukai petugas ISS bernama Oji. Ina yg tergila-gila dengan ka Aji yg menurutnya supercool. Ajeng yg diam-diam menyukai pria bernama ka Ferdi. Banyak cinta memang disana, sampai-sampai kalau salah satu diantara lelaki yg dia suka melintas didepan counter kami, wah mereka semua histeris memanggil nama lelaki itu. Sampai kakak senior memarahi mereka untuk diam. Ada-ada saja anak muda ini.
Aku disana dekat dengan Odis, mungkin karna kami sudah sering bersama saat masih sekoah dulu jadi terbawa sampai sekarang. Aku memanggil odis BABAU dan dia juga memanggilku demikian. Akan tetapi teman-temanku heran kenapa aku memanggilnya seperti itu. Dan temanku menanyakan hal bodoh padaku tentang bau mulut Odis. Aku mana tau dia mengapa seperti itu? Mungkin faktor behel yg dipakainya dan dia memakan makanan yg jorok makanya baunya seperti itu.
Hari itu aku terakhir bekerja disana, aku merasa senang juga sedih. Senang karna aku akan bebas dari penjara manusia dan sedih karna aku berpisah dan meninggalkan temanku yg lain. Kami sudah sangat klop, kalu ada masalah selalu cerita bersama. Pedih memang ingin berpisah dengan teman-temanku yg sama sintingnya dengaku ini. Jujur, aku baru merasakan punya teman lagi setelah aku ditinggal dengan teman-temanku dulu seasa SMA. Aku merasa punya tempat sandaran kedua selain pacarku. 2 hari aku menghabiskan waktu istirahatku dengan kembaranku Erna. Dia ingin sekali makan siang di kantin atas bersama denganku. Aku baru bisa mewujudkannya sekarang saat aku akan pergi meninggalkan mereka. Aku sayang kalian SPG #LOGOJEANS.
Ka Putri sangat baik denganku, ia selalu menasihatiku agar tidak nakal, selalu mengerti maksudku, dia sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Aku sering sekali meencubit tangannya yg sedikit kendor akibat melahirkan beberapa buan yg lalu. Dia bilang, gaada lagi deh adeku yg ngebetein, yg ngeselin, yg lucu. Sedih memang mendengar perkataannya itu. Foto yg ku pasang di postinganku kali ini adalah fotoku dengannya dihari terakhirku bekerja. Seringkali ia dan Erna mengajakku foto bersama sepulang kerja, tp aku tak mau. Maafkan aku ya, aku saat itu terburu-buru sayang.
Beginilah kehidupan kami ditempat kerja. Mengajariku beberapa hal, aku pun dapat banyak sekali pelajaran dari mereka. Solidaritas yg tinggi dari pertemanan kami sangat indah, walau tak banyak yg sering egoi karna rak masuk kerja saat MIDNIGHT dan akhirnya aku yg harus menggantikan mereka melembur (walau hanya sekali, hehe). Mungkin kita dapat bertemu kembali dilain waktu, jangan lupakan aku ya...
Beginilah kehidupan kami ditempat kerja. Mengajariku beberapa hal, aku pun dapat banyak sekali pelajaran dari mereka. Solidaritas yg tinggi dari pertemanan kami sangat indah, walau tak banyak yg sering egoi karna rak masuk kerja saat MIDNIGHT dan akhirnya aku yg harus menggantikan mereka melembur (walau hanya sekali, hehe). Mungkin kita dapat bertemu kembali dilain waktu, jangan lupakan aku ya...