Siang tadi, aku menuju kampus yg berada didaerah Rawamangun, Jakarta Timur. Aku yg ditemani mamah berangkat menumpangi angkutan umum dan angkutan ibu kota. Aku kekampus berniat utuk mengganti jadwal kuliahku menjadi regular.
Aku memasuki kawasan kampusku dan langsung menuju ruang pendaftaran mahasiswa baru. Hampir lebih dari sejam aku mengantre diruangan tersebut sampai akhirnya giliranku. To the point mamahku menjelaskan kepada kakak yg bertugas disana, ia langsung mengganti slip setoran bayaranku dengan yg baru. Setelah keluar dari kawasan kampusku, aku hendak membeli segelas es coklat untuk aku santap.
Setelah membeli segelas es coklat, aku langsung menuju jalan raya untuk menjegat metro mini disana. Posisi duduk favoritku adalah dibagian paling belakang, maka langsung saja aku menduduki bangku kosong yg berada dipaling belakang itu. Sempat mabok perjalan aku saat itu, lalu aku buat saja suasananya lebish seru dengan mendengarkan MP3 Player di telepon genggamku, agar suasananya tidak semakin payah gumamku dalam hati.
Saat sampai kawasan Buaran, Jakarta aku melihat sekelompok bocah SMP sedang tawuran dengan sekolah lainnya di atas lintasan rel kereta api. Sadis aku lihat awalnya saat mereka saling melemparkan batu satu sama lain. Metro mini yg ku tumpangi pun terus melaju meninggalkan tempat itu.
Saat sampai di Stasiun KLENDER, aku yg sedang loyo tersentak dan kaget mendengar teriakan banyak orang diluar sana. Sampai-sampai aku berdiri untuk mengetahui ada apa diluar sana. Aku melihat seorang bocah SMP yg tawuran tadi sedang berlari menyusuri koridor stasiun, aku melihat raut wajahnya yg cemas dan mimiknya yg bergumam "woy itu temen gua woy, berentiin keretanya, temen gua ituuu". Aku makin berdebar mendengar perkataan bocah itu. Samar-samar aku mendengar sesekali bocah itu memanggil nama temannya itu, namun tak jelas ditelingaku nama apa yg disebutkannya.
Seolah diberi perintah oleh seorang bocah yg berlari tadi, petugas keamana stasiun menghampiri bocah itu. Aku terus memperhatikan bocah tadi yg kelihatannya sangat panik dan ia menangis. Aku tau apa yg ia rasakan, ia mungkin sangat menyesal melihat keadaan temannya saat ini.
Neptune, taukah engkau? Aku melihat bocah bernasip naas ini disela-sela kereta. Aku semakin lemas saat seorang kenek metro mini berkata "mampus, mati ajah sekalian lo, tauran direl kereta, biar tau rasa". Tanpa dosa ia bersumpah serapah seperti itu, aku tak kuasa melihat kejadian itu lagi dan aku langsung membaur dengan bangku yg sudah menungguku mendudukinya ini.
Aku fikir ia tak sampai mati seperti ini, tp nyatanya aku salah. Isang ku cari berita mengenai kecelakaan ini, dan beberapa website memposting tentang tragedi naas itu. Aku semakin terhentak, dadaku rasanya susah bernafas. Ternyata yg tadi aku lihat itu benar adanya, ia tersambar kereta saat sedang menghindari tawuran itu. Alih-alih ia salah mengambil jalan dan jadilah ia seperti saat ini sekarang.
Aku baca dari sebuah website yg memposting kejadian itu, bahwa jasad bocah laki itu masih berusia 16 tahun dan saat ini duduk di banku kelas 3 SMP. Dari informasi yg kudapatkan, anak ini mati seketika saat tersambar kereta api commuterline menuju Bekasi. Ia terseret sampai 300meter sampai pada akhirnya berhenti di Stasiiun KLENDER. Kepalanya yg hancur, pinggangnya yg terluka parah dan lagi kedua kakinya yg patah.
Neptune, miris sekali aku melihatnya. Kasihan sekali orangtuanya, teman-temannya serta kerabatnya. Semoga bocah ini diterima di sisi Allah, Amien
Dari kejadian ini aku mengambil kesimpulan tentang persahabatan diantaranya. Dengan sangat tertatihnya seorang bocah berlari mengejar kereta yg melaju cepat itu. Ia ingin menolong temannya tadi, tp apa daya, ia tak sampai menolongnya sampai ajal menjemput temannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)